Selasa, 13 Januari 2009

Palestina, 5

: untuk nelayan di Rafah, pantai Selatan Gaza


Kami tak perlu peluru untuk memburu ikan-ikan
di Laut Mediterania, tapi, kenapa kau arahkan
juga senapan mesin itu ke lampung perahu kami?

Tanpa perahu, haruskah mengemis di jalan Gaza?

Kami cuma menjaring ikan-ikan untuk makan, untuk
lima anak yang kelaparan, untuk membangun lagi
rumah yang kalian hancurkan, tapi, kenapa kapal
patrolimu menghancurkan jaring-jaring kami?

Kalau kami mengemis di jalan-jalan Gaza, tembak saja,
sebab pasti kau sangka kami membawa bom bunuh diri!





Terus Telusur...

Palestina, 1

TANPA nabi, ayat-ayat mati,
di panggung kami, Kau, Tuhan,
kini adalah aktor pantomime

Di Palestina, lelaki Gaza
melepas kuffiyah dari leher
kafan bagi anak lelakinya
yang ditembus serpih mortir

Tuhan, bagaimana kami memahami-Mu
lewat pesawat tempur tentara Israel?

Bila harus Kau utus seorang Nabi lagi,
kami minta jangan ia datang dengan
sebaris laknat dan sejumlah janji.



Terus Telusur...

Palestina, 2

APA yang diajarkan pada mereka
anak-anak murid di sekolah Jabalia,
ketika pasukan tempur Israel
menggerimiskan bom di sana?

Mungkin mereka sedang menghafal doa
agar terbentang payung di langit Gaza.





Terus Telusur...

Palestina, 3

: untuk PM Israel Ehud Olmert

APA yang Tuan bayangkan sebagai neraka?

Jalan-jalan di Kota Gaza terbelah jejak tank
tebal bermantel baja, sehabis menembak mati dua
lelaki Palestina di truk syarikat bangsa-bangsa

Gandum di truk itu sampai juga ke sisa kota,
sudut yang belum kau kirimkan api ke sana.
Mereka tak tahu darah siapa yang menembus
lalu beku menggumpal di serbuk sereal putih itu.

Tuan, apa yang Tuan bayangkan sebagai neraka?



Terus Telusur...

Palestina, 4

: untuk seorang petani di utara Gaza


DI utara Gaza, kami hanya petani biasa
menanam stroberi untuk Eropa, tomat ceri
bagi Turki, kembang krisan untuk Yordan.

Kami tak betah pada Fatah, kami cemas Hamas.

Kami para petani biasa, di Utara Tanah Gaza.
Stroberi kami paling manis se-Palestina!

Dulu, kebun jeruk kami punya. Manis sarinya,
kuning emas kulitnya. Dulu, sebelum datang
buldozer Israel menumbangkan segalanya.

Lalu, kami hanya boleh menanam apa saja
asal jangan menyaingi petani-petani Yahudi.

Maka kami tanam stoberi termanis se-Palestina,
tapi tak kan pernah kami rasakan lagi manisnya.

Dua helikopter Apache Israel melanggar batas
yang mereka gariskan sendiri, menghancurkan
ladang kami, mereka bilang di sana disembunyikan
peluncur roket Qassam, padahal kami hanya
menanam stoberi, tomat ceri dan kembang krisan,

Padahal kami bukan Fatah, bukan Hamas, karena
kami cuma petani, di Utara Gaza, Palestina kami.

Lihat, potret anak kami, teramat muda ketika
ia mati. Dan, dua belas adiknya, tak lagi mau
mendengarkan kami, tak mau lagi belajar mengaru
dan menyiang gulma di ladang stroberi kami.

Kalau kami dengar suara roket diluncurkan,
kami kira seorang anak kami telah merakit
dan meluncurkannya. Kami berharap roket itu
tidak menghantam ladang-ladang jeruk di tanah
subur di seberang batas sana, tanah kami juga.


Terus Telusur...

December 30, 2008

9 Pertanyaan untuk Richard Oh: Menggenggam Dunia lewat Buku




dari Jurnal Nasional

DEMI kecintaannya pada buku, Richard Oh rela meninggalkan bisnis periklanan yang sudah ia tekuni selama belasan tahun. Kemudian lelaki kelahiran Tebingtinggi, 30 Oktober 1959, ini mendirikan sebuah toko buku. Sebuah impian lama yang masih tersimpan rapi di dalam benaknya.



Tak hanya itu, sebagai bukti kecintaannya pada dunia kesusasteraan, pemilik toko buku Quality Buyers (QB) World ini menyelenggarakan Khatulistiwa Literary Award (KLA). Sebuah ajang yang bertujuan mendukung proses kreatif para penulis. Sayangnya langkah Richard tersebut tidak hanya menuai pujian, sejumlah kecaman terhadap KLA juga dialamatkan kepada ayah tiga orang anak ini. Berikut petikan obrolan Richard dengan Jurnal Nasional di Galeri Cemara, Jakarta, beberapa waktu lalu.

1. Apa yang menarik Anda ke dunia sastra, bukankah Anda sudah punya bisnis yang mapan?

Sejak kecil saya gemar membaca. Bagi seorang anak yang hidup di kota kecil seperti saya, buku menjadi sebuah jendela untuk melihat dunia luar. Saya selalu menyisihkan uang jajan supaya dapat membeli buku.

Saya memiliki pengalaman berkesan ketika masih kecil. Waktu itu saya menyukai buku Tuanku Rao. Buku itu termasuk langka, diterbitkan tahun 1965 dan bercerita mengenai masuknya Islam ke Tanah Batak. Suatu saat di sebuah bazar buku, saya melihat buku tersebut. Kemudian saya masuk dan bertanya pada penjaganya berapa harga buku itu. Kemudian ia memberikan buku itu pada saya dan berkata, "Aku kenal kau, kau amat mencintai buku. Ini adalah dari aku untukmu."

2. Apa keluarga Anda waktu itu mendukung minat Anda akan kesusasteraan?

Seperti orang keturunan pada umumnya, keluarga tidak terlalu mendukung saya untuk aktif di dunia kesenian. Mereka lebih senang jika saya menggeluti bisnis dan mencari kesuksesan secara materi.

Kemudian setelah menikah, saya melanjutkan pendidikan saya di Sastra Inggris dan Pengarangan dari Universitas Wisconsin, Madison, Amerika Serikat. Ketika itu keluarga saya setuju-setuju saja, meski pasti ada kompleksitas yang harus dihadapi.

3. Sepulangnya Anda dari Amerika, Anda langsung berkecimpung di dunia sastra?

Tidak. Pulang dari Amerika saya bekerja di beberapa perusahaan periklanan. Beberapa tahun kemudian saya mendirikan perusahaan sendiri. Cukup sukses, kami memiliki ge-dung sendiri dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan.

Dunia periklanan cukup menarik karena di sana saya dituntut untuk kreatif dan bermain-main dengan imajinasi. Tetapi, entah kenapa, setelah menjalaninya selama 15 tahun saya mulai merasa jenuh.

Puncaknya pada kerusuhan 1998, saya berpikir untuk mengubah hidup saya. Saya ingin mengisi hidup dengan hal-hal yang saya senangi, yaitu buku. Kemudian saya membuka Quality Buyers (QB) World dan memilih untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman sastrawan dan film maker.

4. Apa pasar QB World cukup menjanjikan?

Tidak juga. Pasar buku-buku impor kecil, saya sudah buktikan, sebesar apa pun toko yang didirikan penghasilannya tetap sama. Meski secara ekonomi tidak menghasilkan banyak uang, saya cukup senang karena bisa memuaskan obsesi lama saya.

Saat ini banyak pemodal besar seperti Gajah Tunggal (Kinokuniya), Aksara dan nggak lama lagi grupnya Lippo bermain di ranah yang sama. Saya senang karena pencinta buku akan memiliki banyak pilihan. Tetapi, saya sedikit kecewa dengan pemilihan buku mereka yang kurang selektif dan hanya memenuhi kebutuhan kalangan itu-itu saja.

5. Apa yang melatarbelakangi Anda membuat Khatulistiwa Literary Award (KLA)?

Konsep awal yang saya bicarakan bersama Sutardji Calzoum Bahri, Danarto, dan seorang teman dari Jepang adalah membuat penghargaan sastra yang diberikan oleh kalangan sastrawan itu sendiri. Tujuannya mendorong para penulis untuk tetap berkarya.

Hadiah yang kami berikan juga cukup besar yaitu Rp100 juta untuk kategori puisi dan prosa, serta hadiah Rp25 juta untuk penulis pemula. Hadiah tersebut cukup bagi teman-teman agar setidaknya dapat berkonsentrasi selama setahun untuk menghasilkan karya.

Saya sering mendengar dari teman-teman tentang award ini dan award itu yang seringkali hadiahnya dipotong. Umpamanya hadiahnya Rp50 juta, tapi ternyata yang turun cuma Rp5 juta.

6. Bagaimana mekanisme penilaiannya?

KLA memiliki mekanisme penilaian sendiri. Karya-karya dinilai secara bertahap oleh beberapa dewan juri yang berasal dari kalangan sastrawan yang karyanya tidak menjadi peserta, akademisi serta wartawan yang medianya memiliki rubrik budaya.

Kalau panitia sudah memilih ketua juri, ketua terpilih bertanggung jawab untuk memilih anggota juri. Kemudian ada tiga tahap pemilihan, tahap pertama sekian orang juri memilih sekian buku yang telah diterbitkan dalam kurun waktu 12 bulan, mulai dari Juni tahun lalu sampai Juni tahun sekarang.

Semua karya harus orisinal belum pernah diterbitkan di mana-mana, dalam bentuk sastra, kategori sastra dan tidak merupakan terjemahan, atau perkembangan dari cerita lain. Setelah tahap pertama sepuluh karya dipilih, tahap kedua penilaian dilakukan oleh kelompok juri yang berbeda lagi dan mereka akan memilih lima dari sepuluh karya di tahap pertama. Pada tahap ketiga akan ditentukan siapa pemenangnya, juga oleh juri berbeda dan diumumkan pada akhir tahun.

7. Bagaimana tanggapan Anda terhadap pihak-pihak yang mengecam diselenggara-kannya KLA?

Saya pikir pihak-pihak yang mengecam penyelenggaraan KLA tidak mengerti mengenai apa yang ingin kita ciptakan. Tetapi, saya sadar tidak ada penghargaan yang pemenangnya disepakati oleh semua pihak.

Banyak yang mengkritik macam-macam, komentar macam-macam tetapi itu semua saya anggap seperti animo yang belum tersalurkan. Kami hanya ingin memberikan hadiah yang cukup besar pada penulis, sehingga dengan hadiah itu mereka bisa berkonsentrasi pada karyanya.

8. Apakah kritikan itu berpengaruh pada Anda?

Iyalah. Capek juga delapan tahun bikin penghargaan nggak dihargain. Dikritik ini itu, yang menang juga sama komentarnya nyinyir. Padahal, saya sudah berusaha untuk terbu-ka.

Tahun depan saya mau mengubah sistem penilaian. Saya mau meniru penghargaan Goncourt yang ada di Prancis, di mana saya mengundang beberapa seniman yang capable untuk menilai sejumlah karya. Lalu mereka menentukan pemenangnya. Anggota dewan juri tidak dipublikasikan, yang dipublikasikan hanya ketuanya.

9. Apakah Anda sendiri seorang penulis sejati?

Apa yang saya lakukan selalu berkaitan dengan kreativitas terutama di bidang kepenu-lisan. Karena, sejak dulu saat sekolah di Amerika saya belajar sastra dan kepengarangan. Saya sendiri menulis tiga novel dalam bahasa Inggris. Kecenderungan saya selalu mengarah kepada kreasi yang menggunakan kata-kata, menciptakan sesuatu dengan medium penulisan.

Terus Telusur...

Sajak yang Ingin Saya Baca di Tahun 2009

1. Saya ingin membaca sajakmu, sajaknya, sajakku, sajak siapa saja, yang bukan penyair pun boleh turut. Artinya, kamu, dia, saya, dan siapa saja harus terus menulis sajak di tahun 2009. Jangan berhenti menulis sajak. Sajak tidak akan ada kalau kita tidak menuliskannya. Tulislah sajak yang banyak dan syukur-syukur sajak banyak itu baik.

2. Saya ingin membaca sajak yang peduli pada bahasa. Bukan sajak yang diperalat oleh penyairnya. Banyak penyair yang menunggangi bahasa lewat sajak, seolah itu ia lakukan untuk sajak, padahal dia melakukan itu untuk dirinya sendiri. Dari sajak-sajak yang demikian itu sajak dan bahasa tak dapat apa-apa. Hanya tertimpa beban saja.

3. Saya ingin membaca sajak yang lahir dari keasyikan penyairnya mencari bagaimana sesuatu diucapkan dalam sajaknya. Saya ingin penyair tidak hanya asyik pada apa yang dia ucapkan lewat sajaknya. Segala sesuatu di luar sajak sudah menyediakan bahan untuk diucapkan lewat sajak. Tugas penyair adalah mengucapkan hal itu dengan caranya sendiri, maka dia harus mencari cara yang khas, cara yang unik, cara yang asyik, cara yang Sajak.

4. Saya ingin membaca sajak yang membangkitkan gairah para kritikus. Saya percaya bahwa selama ini ketika kita merisaukan ketiadaan kritikus, maka yang pertama harus disalahkan adalah penyair sendiri. Penyair harus bertanya kenapa dia tidak bisa melahirkan karya yang menggoda kritikus, yang menggairahkan kerja-kerja kritik sastra.

5. Saya ingin membaca sajak yang memperkaya batin saya, bukan sajak yang membuat batin saya bangkrut. Saya ingin membaca sajak yang membuat saya pandai memaknainya, bukan membuat saya menyerah karena saya dibikin merasa bodoh.




Terus Telusur...
Sajak Khrisna Pabichara
belajar menapak sajak

—untuk hasan aspahani

sebagai janin, aku enggan kembali ke rahim kata. aku ingin menjadi bayi. belajar duduk, belajar bersila. belajar berdiri, belajar berlari. belajar menapak sajak

sebagai bayi, aku enggan kembali ke masa kanak. aku ingin menjadi dewasa. bisa duduk, bisa bersila. bisa berdiri, bisa berlari. bisa menapak sajak

sebagai dewasa, aku enggan kembali ke dunia remaja. aku ingin menjadi renta. belajar duduk, belajar bersila. belajar berdiri, belajar berlari. menanggalkan jejak sajak

jakarta, desember 2008

spkr.gif (282 bytes) Kepergianmu

wpeAC.jpg (7186 bytes)


Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

back to top

WB01432_.gif (3228 bytes)

wpe2.jpg (7064 bytes)
Koleksi photo Jim Henry
spkr.gif (282 bytes) Kepada Jaranireng: Aku dan Tulisanku

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....

back to top

WB01432_.gif (3228 bytes)

wpeB1.jpg (5956 bytes)





Koleksi Photo Jim Henry


spkr.gif (282 bytes) Tanpa Judul


Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur

back to top

WB01432_.gif (3228 bytes)


spkr.gif (282 bytes) Kepada Seorang Ayah yang berbahagia,

wpe1.jpg (5799 bytes)
Koleksi Photo Jim Henry

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu

DeKalb, June 10, 1999

Minggu, 21 Desember 2008

function wpopen (macagna) {
window.open(macagna, '_blank', 'width=400,height=400,scrollbars=yes,status=yes');
}

:: Catatan Intelektual Muslim ::
Musdah Mulia Lesbian June 10, 2008
”Kampanye Lesbi Profesor AKKBB”
Oleh : Adian Husaini.Namanya sudah sangat masyhur. Media massa juga rajin menyiarkan pendapat-pendapatnya. Wajahnya sering muncul di layar kaca. Biasanya menyuarakan aspirasi tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan. Dia memang salah satu aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Beberapa buku sudah ditulisnya. Gelar doktor diraihnya dari UIN (dulu IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar Profesor pun diraihnya. Biasanya, dia dikenal sebagai feminis pejuang paham kesetaraan gender. Umat Islam sempat dihebohkan ketika Prof. Musdah dan tim-nya meluncurkan Counter Legal Draft (CLD) Kompilasi Hukum Islam. Banyak ide-ide ”aneh” yang tercantum dalam CLD-KHI tersebut. Misalnya, ide untuk mengharamkan poligami, memberi masa iddah bagi laki-laki; menghilangkan peran wali nikah bagi mempelai wanita, dan sebagainya.
Sejumlah Profesor syariah di UIN Jakarta sudah menjawab secara tuntas gagasan Musdah dan kawan-kawan. Puluhan – bahkan mungkin ratusan — diskusi, debat, seminar, dan sebagainya sudah digelar di berbagai tempat.
Toh, semua itu dianggap bagai angin lalu. Prof. Musdah tetap bertahan dengan pendapatnya. Biar orang ngomong apa saja, tak perlu dipedulikan. Jalan terus! Bahkan, makin banyak ide-ide barunya yang membuat orang terbengong-bengong. Pendapatnya terakhir yang menyengat telinga banyak orang adalah dukungannya secara terbuka terhadap perkawinan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Pada CAP-230 lalu, kita sudah membahas masalah ini. Ketika itu, banyak yang bereaksi negatif, seolah-olah kita membuat fitnah terhadap Prof. Musdah. Ada yang menuduh saya salah paham terhadap pemikiran Musdah.
Untuk memperjelas pandangan Musdah Mulia tentang hubungan/perkawinan sejenis (homoseksual dan lesbian), ada baiknya kita simak beb erapa tulisan dan wawancaranya di sejumlah media massa. Dalam sebuah makalah ringkasnya yang berjudul ”Islam Agama Rahmat bagi Alam Semesta”, dosen pasca sarjana UIN Jakarta ini menulis:
“Menurut hemat saya, yang dilarang dalam teks-teks suci tersebut lebih tertuju kepada perilaku seksualnya, bukan pada orientasi seksualnya. Mengapa? Sebab, menjadi heteroseksual, homoseksual (gay dan lesbi), dan biseksual adalah kodrati, sesuatu yang “given” atau dalam bahasa fikih disebut sunnatullah. Sementara perilaku seksual bersifat konstruksi manusia… Jika hubungan sejenis atau homo, baik gay atau lesbi sungguh-sungguh menjamin kepada pencapaian-pencapaian tujuan dasar tadi maka hubungan demikian dapat diterima.” (Uraian lebih jauh, lihat, Majalah Tabligh MTDK PP Muhammadiyah, Mei 2008)
Siti Musdah Mulia adalah aktifis Gender yg berinduk pada liberalisme baratMusdah memang sangat berani dalam menyuarakan pendapatnya, meskipun sangat kontroversial dan mengejutkan banyak orang. Dia tentu paham bahwa isu homoseksual dan lesbian adalah hal yang sangat kontroversial, bahkan di lingkungan aktivis lieral sendiri. Banyak yang berpendapat agenda pengesahan perkawinan sejenis ini ditunda dulu, karena waktunya masih belum tepat. Tapi, Musdah tampaknya berpendapat lain. Dia maju tak gentar, bersuara tentang kehalalan dan keabsahan perkawinan sesama jenis. Tidak heran jika pada 7 Maret 2007 pemerintah Amerika Serikat menganugerahinya sebuah penghargaan ”International Women of Courage Award”.
Sebenarnya, sudah sejak cukup lama Musdah memiliki pandangan tersendiri tentang homoseks dan lesbi. Pandangannya bisa disimak di Jurnal Perempuan edisi Maret 2008 yang menurunkan edisi khusus tentang seksualitas lesbian. Di sini, Prof. Musdah mendapat julukan sebagai ”tokoh feminis muslimah yang progresif”. Dalam wawancaranya, ia secara jelas dan gamblang menyetujui perkawinan sesama jenis. Judul wawancaranya pun sangat provokatif: ”Allah hanya Melihat Taqwa, bukan Orientasi Seksual Manusia”.
Menurut Profesor Musdah, definisi perkawinan adalah: ”Akad yang sangat kuat (mitsaaqan ghaliidzan) yang dilakukan secara sadar oleh dua orang untuk membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak.” Definisi semacam ini biasa kita dengar. Tetapi, bedanya, menurut Musdah Mulia, pasangan dalam perkawinan tidak harus berlainan jenis kelaminnya. Boleh saja sesama jenis.
Simaklah kata-kata dia berikutnya, setelah mendefinisikan makna perkawinan menurut Aal-Quran:
”Bahkan, menarik sekali membaca ayat-ayat Al-Qur’an soal hidup berpasangan (Ar-Rum, 21; Az-Zariyat 49 dan Yasin 36) di sana tidak dijelaskan soal jenis kelamin biologis, yang ada hanyalah soal gender (jenis kelamin sosial). Artinya, berpasangan itu tidak mesti dalam konteks hetero, melainkan bisa homo, dan bisa lesbian. Maha Suci Allah yang menciptakan manusia dengan orientasi seksual yang beragam.”
Selanjutnya, dia katakan:
”Esensi ajaran agama adalah memanusiakan manusia, menghormati manusia dan memuliakannya. Tidak peduli apa pun ras, suku, warna kulit, jenis kelamin, status sosial dan orientasi seksualnya. Bahkan, tidak peduli apa pun agamanya.”
Prof. Dr. Siti Musdah Mulia pun merasa geram dengan masyarakat yang hanya mengakui perkawinan berlainan jenis kelamin (heteroseksual). Menurutnya, agama yang hidup di masyarakat sama sekali tidak memberikan pilihan kepada manusia.
”Dalam hal orientasi seksual misalnya, hanya ada satu pilihan, heteroseksual. Homoseksual, lesbian, biseksual dan orientasi seksual lainnya dinilai menyimpang dan distigma sebagai dosa. Perkawinan pun hanya dibangun untuk pasangan lawan jenis, tidak ada koridor bagi pasangan sejenis. Perkawinan lawan jenis meski penuh diwarnai kekerasan, eksploitasi, dan kemunafikan lebih dihargai ketimbang perkawinan sejenis walaupun penuh dilimpahi cinta, kasih sayang dan kebahagiaan,” gerutu sang Profesor yang (menurut Jurnal Perempuan) pernah dinobatkan oleh UIN Jakarta sebagai Doktor Terbaik IAIN Syarif Hidayatullah 1996/1997.
Kita tidak tahu, apakah yang dimaksud dengan ”orientasi seksual lainnya” termasuk juga ”orientasi seksual dengan binatang”. Yang jelas, bagi kaum lesbian, dukungan dan legalisasi perkawinan sesama jenis dari seorang Profesor dan dosen di sebuah perguruan Tinggi Islam tekenal ini tentu merupakan sebuah dukungan yang sangat berarti. Karena itulah, Jurnal Perempuan secara khusus memampang biodata Prof. Musdah. Wanita kelahiran 3 Maret 1958 ini lulus pendidikan S-1 dari IAIN Alaudin Makasar. S-2 ditempuhnya di bidang Sejarah Pemikiran Islam di IAIN Jakarta. Begitu juga dengan jenjang S-3 diselesaikan di IAIN Jakarta dalam bidang pemikiran politik Islam. Aktivitasnya sangat banyak. Sejak tahun 1997-sekarang masih menjadi dosen Pasca Sarjana UIN Jakarta. Tahun 1999-2000 menjabat sebagai Kepala Penelitian Agama dan Kemasyarakatan Depag RI. Masih menurut birodata di Jurnal Perempuan, sejak tahun 2001-sekarang, Musdah Mulia juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Agama bidang Hubungan Organisasi Keagamaan Internasional. Tapi, data ini ternyata tidak benar. Saya sempat mengkonirmasi ke seorang pejabat di Departemen Agama tentang posisi Musdah Mulia ini, dijawab, bahwa dia sudah dikembalikan posisinya sebagai peneliti di Litbang Depag.
Banyak yang bertanya, apa yang salah dengan pendidikan Prof. Musdah? Mengapa dia menjadi pendukung lesbian? Jawabnya: Wallahu A’lam.
Yang jelas, Musdah Mulia memang seorang ’pemberani’. Amerika tidak keliru memberi gelar itu. Dia berani mengubah-ubah hukum Islam dengan semena-mena. Dia memposisikan dirinya sebagai ’mujtahid’. Dia berani menyatakan dalam wawancaranya bahwa:
”Sepanjang bacaan saya terhadap kisah Nabi Luth yang dikisahkan dalam Al-Qur’an (al-A’raf 80-84 dan Hud 77-82) ini, tidak ada larangan secara eksplisit baik untuk homo maupun lesbian. Yang dilarang adalah perilaku seksual dalam bentuk sodomi atau liwath.”
Para pakar syariah tentu akan geli membaca ”hasil ijtihad” Musdah ini. Seorang Profesor – yang juga dosen UIN Jakarta – pernah berargumen, di dalam Al-Quran tidak ada larangan secara eksplisit bahwa Muslimah haram menikah dengan laki-laki non-Muslim. Ketika itu, saya jawab, bahwa di dalam Al-Quran juga tidak ada larangan secara eksplisit manusia kawin dengan anjing. Tidak ada larangan kencing di masjid, dan sebagainya. Apakah seperti ini cara menetapkan hukum di dalam Islam? Tentu saja tidak. Melihat logika-logika seperti itu, memang tidak mudah untuk mengajak dialog, karena dialog dan debat akan ada gunanya, jika ada metodologi yang jelas. Sementara metode yang dipakai kaum liberal dalam pengambilan hukum memang sangat sesuka hatinya, alias amburadul.
Yang jelas, selama 1400 tahun, tidak ada ulama yang berpikir seperti Musdah Mulia, padahal selama itu pula kaum homo dan lesbi selalu ada. Karena itu, kita bisa memahami, betapa ”hebatnya” Musdah Mulia ini, sehingga bisa menyalahkan ijtihad ribuan ulama dari seluruh dunia Islam. Jika pemahaman Musdah ini benar, berarti selama ini ulama-ulama Islam tolol semua, tidak paham makna Al-Quran tentang kisah kaum Luth. Padahal, dalam Al-Quran dan hadits begitu jelas gambaran tentang kisah Luth.
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (QS Al-A’raf:80-84).
Di dalam surat Hud ayat 82 dikisahkan (artinya):
”Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah-tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.”
Kebejatan perilaku seksual kaum Luth ini juga ditegaskan oleh Rasulullah saw:
“Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa umatku adalah perbuatan kaum Luth.” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, Ibn Majah).
Dalam Tafsir Al-Azhar, Hamka menjelaskan, bagaimana sangat merusaknya penyakit ’kaum Luth’, sehingga mereka diazab dengan sangat keras oleh Allah SWT. Hamka sampai menyebut bahwa perilaku seksual antar sesama jenis ini lebih rendah martabatnya dibandingkan binatang. Binatang saja, kata Hamka, masih tahu mana lawan jenisnya. Hamka mengutip sebuah hadits Rasulullah saw:
“… dan apabila telah banyak kejadian laki-laki ’mendatangi’ laki-laki, maka Allah akan mencabut tangan-Nya dari makhluk, sehingga Allah tidak mempedulikan di lembah mana mereka akan binasa.” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, dan at-Tabhrani).
Hamka menulis dalam Tafsirnya tentang pasangan homoseksual yang tertangkap tangan: “Sahabat-sahabat Rasulullah saw yang diminta pertimbangannya oleh Sayyidina Abu Bakar seketika beliau jadi Khalifah, apa hukuman bagi kedua orang yang mendatangi dan didatangi itu, karena pernah ada yang tertangkap basah, semuanya memutuskan wajib kedua orang itu dibunuh.” (Lihat, Tafsir al-Azhar, Juzu’ .
Tapi, berbeda dengan pemahaman umat Islam yang normal, justru di akhir wawancaranya, Prof. Musdah pun menegaskan:
”Islam mengajarkan bahwa seorang lesbian sebagaimana manusia lainnya sangat berpotensi menjadi orang yang salah atau taqwa selama dia menjunjung tinggi nilai-nilai agama, yaitu tidak menduakan Tuhan (syirik), meyakini kerasulan Muhammad Saw serta menjalankan ibadah yang diperintahkan. Dia tidak menyakiti pasangannya dan berbuat baik kepada sesama manusia, baik kepada sesama makhluk dan peduli pada lingkungannya. Seorang lesbian yang bertaqwa akan mulia di sisi Allah, saya yakin ini.”
Camkanlah pendirian Ibu Professor AKKBB ini. ”Saya yakin ini!” katanya. Itulah pendiriannya. Demi kebebasan, orang bisa berbuat apa saja, dan berpendapat apa saja. Ketika seorang sudah merasa pintar dan berhak mengatur dirinya sendiri, akhirnya dia bisa juga berpikir: ”Tuhan pun bisa diatur”. Kita pun tidak perlu merasa aneh dengan pendirian dan sikap aktivis AKKBB seperti Mudah Mulia. Jika yang bathil dalam soal aqidah – seperti kelompok Ahmadiyah – saja didukung, apalagi soal lesbian. Meskipun sering mengecam pihak lain yang memutlakkan pendapatnya, Ibu Profesor yang satu ini mengaku yakin dengan pendapatnya, bahwa praktik perkawinan homo dan lesbi adalah halalan thayyiban.
Jika sudah begitu, apa yang bisa kita perbuat? Kita hanya bisa ’mengelus dada’, sembari mengingatkan, agar Ibu Profesor memperbaiki berpikirnya. Profesor tidak jaminan benar. Banyak profesor yang keblinger. Jika tidak paham syariat, baiknya mengakui kadar keilmuannya, dan tidak perlu memposisikan dirinya sebagai ”mujtahid agung”. Pujian dan penghargaan dari Amerika tidak akan berarti sama sekali di hadapan Allah SWT. Kasihan dirinya, kasihan suaminya, kasihan mahasiswa yang diajarnya, dan kasihan juga institusi yang menaunginya. Tapi, terutama kasihan guru-guru yang mendidiknya sejak kecil, yang berharap akan mewariskan ilmu yang bermanfaat, ilmu jariyah.
Mudah-mudahan, Ibu Profesor aktivis AKKBB ini tidak ketularan watak kaum Luth, yang ketika diingatkan, justru membangkang, dan malah balik mengancam. “Mengapa kalian mendatangi kaum laki-laki di antara manusia, dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu; bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab: ”Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, maka pasti kamu akan termasuk orang-orang yang diusir.” (QS asy-Syu’ara: 165-167).
Semoga Aku Seorang Muslim Sejati May 2, 2006
Semoga Aku Seorang Muslim Sejati
Khalif Muammar *)“Andai aku seorang muslim liberal, maka aku akan melepaskan keyakinan-keislamanku dari segala bentuk otoritas tafsir”, ujar Haidar Baqir. Tulisan ini, adalah jawaban dari tulisan Haidar itu
Pertama: Sebagai seorang Muslim sejati, aku akan meyakini bahwa aku berada dalam kebenaran. Bagiku Islam dan iman adalah hidayah dan nikmat yang telah Allah kurniakan kepadaku, karenanya keyakinanku tidak mungkin bersifat tentatif.
Hanya dengan keyakinan seperti ini aku mampu menyampaikan pesanan Tuhan dengan pasti (‘ala basiratin). Karena diperkuat dengan ilmu, keimananku terhadap Allah, al-Qur’an dan Nabi Muhammad serta risalah yang dibawanya tidak akan goyah meskipun terdapat tuduhan dan distorsi ke atas ajaran Islam.
Setelah mendalami ilmu-ilmu Islam, dan bukan secara a priori maupun taqlid, aku mengerti bahwa Iman bukan hanya suatu kepercayaan, tetapi merupakan keyakinan di dalam lubuk hati, pernyataan melalui lisan dan dibuktikan dengan perbuatan sebagai tanda berserah diri kepada kehendak Yang Maha Esa.
Aku memahami Ibadah bukan hanya sebatas ritual dan spiritual, tetapi sebagai penghambaan diri terhadap Allah swt dalam segenap bidang kehidupan. Keyakinanku akan kebenaran ajaran Islam bertitik tolak daripada keyakinanku bahwa knowledge is possible dan seperti diungkapkan oleh al-Nasafi bahwa hakikat sesuatu itu tetap dan ilmu mengenainya adalah sesuatu yang pasti (haqa’iq al-ashya’ thabitah wa al-ilmu biha mutahaqqiqun).
Kedua: Aku setuju dengan pandangan para sarjana Muslim, seperti Muhammad Iqbal, al-Attas dan al-Faruqi, bahwa masalah utama umat Islam adalah krisis ilmu. Bahwa jalan untuk mengembalikan kegemilangan tamadun Islam adalah melalui pemerkasaan budaya ilmu, pencerahan dan pemberdayaan Ummat.
Maka tanggungjawab para cendekia Muslim adalah membebaskan umat Islam dari belenggu kejahilan termasuk kejahilan tentang Islam itu sendiri. Pada hari ini yang menjadi kendala adalah kekeliruan epistemologi: ketidakmampuan kaum intelektual Muslim mengatasi polemik akal dengan wahyu telah menambah lagi kekeliruan dan kejahilan ini. Aku melihat bahwa justeru sebagian intelektual Muslim dipengaruhi pemikiran sekular Barat dan terperangkap dalam dikotomi: liberal versus literal, sakral versus mundane, objektif versus subjektif, progresif versus konservatif, teokrasi versus demokrasi. Dualisme dan dikotomi berlaku di Barat karena kegagalan Gereja mengakomodasi modernity dan kemajuan manusia.
Bagiku, Islam telah memberikan kedudukan yang sewajarnya kepada akal. Cukup tinggi karena dengannya misi kekhalifahan hanya mungkin tercapai tetapi tidak terlalu tinggi untuk didewakan atau disejajarkan dengan wahyu.
Akal dan kebenaran yang diperolehinya tidak berdiri sendiri. Setelah mendalami epistemologi Islam, aku mengerti bahwa kebenaran sains harus tunduk kepada kebenaran wahyu dan bukan sebaliknya. Akal dan sains harus akur dengan keterbatasannya dan bahwa dalam perkara-perkara tertentu tidak mampu menjelaskan secara saintifik. Bagi kaum sekular kebenaran sains dan kebenaran agama dilihat secara terpisah.
Bagiku kebenaran sains adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, karena sains mengkaji fenomena kejadian makhluk Tuhan yang mengikuti sunnatullah. Demikian juga, kebenaran wahyu tidak akan bertentangan dengan kebenaran akal, jika akal memperolehinya dengan metode yang benar.
Sebagai seorang Muslim sejati, aku mengerti bahwa al-Qur’an sebagai pembimbing akal telah menjelaskan hakikat-hakikat kehidupan ini dengan begitu gamblang. Tugas akal fikiran hanya perlu memahaminya dan mengembangkannya.
Bagiku, tiada dikotomi antara al-Qur’an dan akal, keduanya berjalan seiring, karena, sepertidinyatakan oleh mantan Shekh al-Azhar Abdul Halim Mahmud, Al-Qur’an adalah kitab akal karena seluruh kandungan al-Qur’an mengarah kepada pembebasan akal dari lingkarannya yang sempit.
Rabunnya umat Islam dalam membaca dan lumpuhnya mereka dalam berfikir tiada kaitan dengan al-Qur’an. Karena sehebat manapun pembimbing tidak akan bermakna apa-apa kalau yang dibimbing tidak ada kemahuan untuk memperbaiki dirinya. Oleh karenanya aku sedar, dalam hal ini bukan salah Islam sehingga ia perlu dirubah dan bukan juga salah Barat sehingga ia perlu dimusuhi, tetapi salah umat Islam karena memiliki apa yang dikatakan oleh Muhammad Iqbal “ego (khudi) yang lemah” atau meminjam istilah Malik Bennabi, mempunyai sikap qabiliyyat li al-isti’mar (kecenderungan untuk dijajah).
Ketiga: Dalam menghadapi kemajuan (modernity), yang pada hari ini disinonimkan dengan Barat, aku tidak akan bersikap terlalu terbuka (silau) dan tidak juga tertutup (konservatif). Islam mengajarku untuk selalu berusaha menggapai kecemerlangan dan membangunkan diri, bangsa dan masyarakat.
Melalui pembacaanku, aku sedar bahwa Islam telah disalahfahami oleh sebagian umat Islam yang anti kemajuan dan anti perubahan. Tetapi juga di sudut yang lain, Islam telah disalahfahami oleh golongan Muslim sekular yang menganggap agama sebagai penyebab kemunduran, oleh karenanya, menurut mereka agama perlu dibatasi hanya pada ruang lingkup kehidupan peribadi.
Untuk mengatasi dualisme pemikiran ini, aku menyadari perlunya rekonsepsi (membetulkan kefahaman) terhadap Islam. Melalui penulisan para sarjana Muslim yang otoritatif aku mengerti bahwa Islam sebenarnya bersifat transformatif-liberatif: membawa misi perubahan dan pembebasan manusia sebagaimana terbukti pada generasi awal Islam.
Apabila realitasnya pada hari ini Islam tidak menjadikan ummat Islam maju dan bebas dari segala bentuk belenggu dan penindasan, ini bermakna wujudnya korupsi dalam memahami Islam. Aku yakin, seandainya Islam difahami dengan betul dan dilaksanakan dengan baik maka Islam mampu menjadi civilizing force, sebagaimana telah terbukti dalam sejarah Islam.
Keempat: Aku akan menjadikan tradisi sebagai landasan untuk aku berpijak. Bagiku tiada sebab mengapa aku harus membenci tradisi karena ia tidak membelengguku atau menghalangku untuk maju dan menjawab permasalahan zaman mengikut keyakinanku. Bagiku, masa lalu amat penting karena tiada seorang pun manusia yang mampu mengetahui jati dirinya tanpa memikirkan masa lalunya.
Aku berbangga dengan pencapaian para ulama silam, meskipun aku sedar kebesaran mereka tidak seharusnya menjadikan generasi hari ini kerdil. Justeru, dengan khazanah yang mereka tinggalkan aku harus mampu lebih maju lagi kedepan.
Ketinggian golongan ulama bagiku adalah karena tawfiq dan inayah Allah swt dan dekatnya mereka akan nuansa dan legasi yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw.
Karenanya, baik ulama klasik maupun kontemporer adalah golongan yang diberi amanah oleh Allah dan bukan status sosial maupun keagamaan yang bisadibanggakan. Oleh karenanya amanah ini mesti dilaksanakan dengan berani dan jujur. Namun demikian, aku sedar, mereka tidak suci atau ma’sum dan mereka bukan wakil Tuhan.
Segala pandangan mereka harus kuterima selama mereka punya hujjah yang kuat dan terbukti kebenarannya, namun andainya terbukti bahwa pandangan mereka ternyata tidak benar atau bertentangan dengan kebenaran al-Qur’an dan al-Sunnah, maka tidak perlu kuterima. Sepanjang pengetahuanku, Golongan ulama ini tidak bisa disamakan dengan golongan agama yang punya hak paten dalam memahami agama dan berbicara atas nama Tuhan. Karena bagiku, semua orang Islam adalah golongan agama yang seharusnya menjadi wakil Tuhan di muka bumi.
Kelima: Aku mempelajari filsafat Barat untuk tujuan perbandingan. Aku tidak akan terikut-ikut karena sebagai seorang Muslim aku memiliki worldview dan framework tersendiri dalam berfikir. Aku tidak tertegun dengan konsep cogito ergo sumnya Descartes, atau existence preceeds essencenya Sartre, atau knowledge is powernya Foucault dan Bacon, hatta dalam perkara tertentu aku langsung tidak tertarik untuk mengagungkan contohnya Locke karena konsep natural rights: life, liberty and property.
Aku tidak merasa heran dengan filsafat Barat karena aku sudah terlebih dahulu mengetahui bahwa, seperti diungkapkan oleh Muhammad Iqbal, the birth of Islam is the birth of inductive knowledge, juga seperti diungkapkan oleh al-Ghazali dan al-Shatibi bahwa hukum Islam sebenarnya dibuat untuk melindungi kemaslahatan/kebaikan ummat manusia: agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta.
Aku mempelajari pemikiran Barat untuk memahami Barat. Dengan demikian aku dapat memperkukuh keyakinanku dan kalau aku mampu, seperti yang telah dilakukan oleh imam al-Ghazali, membatalkan tesis-tesis mereka yang mengelirukan dan dengan itu aku telah berjuang untuk Islam.
Sebagai seorang Muslim aku percaya bahwa akal tidak bisa dijadikan setanding dengan wahyu. Sebagai peneliti Muslim aku percaya bahwa pencarian akal dalam Islam dibimbing oleh wahyu. Oleh karenanya terdapat ruang objektivitas dan ruang subjektivitas yang perlu dihormati: ruang yang pasti di mana tidak perlu untuk akal bereksperimen di samping juga ruang untuk perbedaan penafsiran selama dalam framework Islam. Teori mengenai realitas kehidupan yang selalu berubah dan terlalu dominannya elemen subjektivitas dalam filsafat Barat, bagiku membuktikan bahwa Barat dengan rasionalismenya tidak akan menemukan jalan kebenaran. Maka aku mendapati bahwa semakin jauh pengetahuanku terhadap filsafat Barat semakin dekat diriku terhadap kebenaran Islam.
Islam mengajarku agar mengambil hikmah/kebijaksanaan dari mana saja datangnya. Oleh karenanya tidak salah, malah digalakkan, mempelajari Sains dan Teknologi yang hari ini dikuasai oleh Barat agar dengannya ummat ini dapat mengecapi kemajuan dan merealisasikan misinya sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Aku akan mempelajari filsafat Barat agar aku mampu untuk membuat perbandingan dan penilaian sebelum aku mampu menyumbang dalam wacana keintelektualan Islam. Namun, aku sadar sebagaimana ditekankan oleh al-Attas bahwa ilmu pengetahuan Barat tidak value-free (bebas nilai), aku tetap akan meyakini hal ini walaupun andainya Thomas Kuhn tidak menulis The Structure of Scientific Revolutionsnya, oleh karenanya aku harus mampu membedakan antara ilmu dengan nilai-nilai sekular yang mengiringinya sebelum proses Islamisasi dapat kulakukan. Penghormatanku terhadap keintelektualan Barat tidak seharusnya menjadikanku hanyut sehingga merubah jati diriku.
Keenam: Sebagai seorang Muslim sejati, aku akan melaksanakan Islam sebagai satu cara hidup yang lengkap, oleh karenanya aku akan menentang sekularisme dan sekularisasi di dunia Islam. Bagiku, orang yang memisahkan Islam dari segenap aspek kehidupan manusia adalah orang yang sombong dan congkak. Karena menganggap panduan dan bimbingan akal, yang dicipta oleh manusia-manusia sekular, lebih baik daripada petunjuk al-Qur’an.
Aku sedar, keadilan, keharmonian dan keamanan hanya akan tercapai sepenuhnya dengan mengikut ajaran al-Qur’an. Sedangkan demokrasi liberal, kapitalisme, utilitarianisme dan isme-isme lainnya hanya menjanjikan angan-angan. Alasannya jelas, ketika Islam berbicara mengenai keadilan, kesejahteraan, dan keharmonian ia dikemas dengan keindahan iman, taqwa dan akhlak, sedangkan filsafat Barat membicarakannya secara dikotomis.
Aku mengerti bahwa tipologi memberikan kelebihan kepada Barat, karenanya aku harus berhati-hati agar tidak terpengaruh dengan labelisasi mereka. Label fundamentalis diberikan oleh Media Barat, dengan pelbagai konotasi negatifnya: terorisme, militan dll., keatas orang Islam yang menjadikan Islam sebagai cara hidup. Kalau ternyata istilah fundamentalis tidak digunakan oleh Media terhadap penganut agama lain yang melakukan hal yang sama maka jelas pelabelan ini memiliki niat yang tersembunyi.
Dengan andaian ancaman gerakan fundamentalisme inilah maka dimasukkan wacana liberal dalam pemikiran Islam. Tidak sedikit yang terperangkap dalam dualisme dan dikotomi ini, oleh karenanya, dengan ilmu dan kebijaksanaan yang diberikan oleh Islam, aku tidak seharusnya ikut terperangkap. Andai dapat dibuktikan bahwa kemunculan golongan yang dikatakan fundamentalis ini tidak mengancam maka jelas bahwa eksistensi mereka sebenarnya tidak berasas.
Ketujuh: Bagiku, metode hermeneutika hanya pantas diterapkan pada Bible. Ini karena, baik dari segi sejarah maupun kandungan, al-Qur’an dan Bible jauh berbeda. Tiada sebab untuk aku mengikuti metodologi pentafsiran Bible karena aku tidak mengalami masalah yang dialami oleh penafsir-penafsir Bible. Mempelajari al-Qur’an dengan ilmu, iman dan kejujuran membawaku kepada keyakinan akan kesempurnaan al-Qur’an. Tiada satupun ayat di dalamnya yang boleh dikatakan bermasalah atau kontradiktif. Selain itu, sebagaimana terbukti dengan kajian al-‘Azami: The History of The Qur’anic Text, keistimewaan al-Qur’an adalah terjaganya kemurnian dan kesucian al-Qur’an sepanjang sejarah. Hal inilah yang sehingga kini dicemburui oleh kaum Orientalis yang berusaha untuk menggoyahkan keyakinanku ini.
Penafsiran literal terhadap al-Qur’an memang sering dilakukan oleh para ulama. Namun sering juga para ulama tidak terpaku pada makna literal, sebaliknya melihat maksud ayat yang tersirat dan menyesuaikan nass-nass juz’iyy dengan maqasid kulliyyyah Shari’at Islam. Setelah aku memperdalam ilmuku tentang Shari’ah aku akan mengerti bahwa kedua-dua pendekatan literal dan liberal terhadap maqasid shari’ah tidak tepat. Pendekatan yang benar dan selalu ditekankan oleh ulama-ulama mu’tabar dari dulu hingga sekarang adalah pendekatan yang oleh al-Qaradawi disebut dengan al-wasatiyyah.
Kedelapan: Sebagai seorang Muslim sejati, aku tunduk sepenuhnya dengan perintah dan aturan yang diberikan oleh al-Qur’an dan al-Sunnah. Shari’ah datang daripada Allah swt dan bukan, sebagaimana yang sering diperkatakan oleh Orientalis, produk para ulama. Bagiku, Shari’ah bukan hanya teks-teks suci, ia juga bukan apa yang terkandung di dalam kitab-kitab Fiqh. Ketika Sayyidina Umar menangguhkan hukum potong tangan pada ‘am al-maja’ah (tahun kelaparan), ketetapan itu bukan pandangan subjektif beliau tetapi adalah hukum Shari’ah.
Karena beliau tidak terpaku pada teks secara literal tetapi mengembalikan teks-teks juz’i kepada maqasid kulliyyah yang sebenarnya sebagian daripada Shari’ah.
Oleh karena aku menyedari kelemahanku dalam menafsirkan al-Qur’an maka aku merujuk kepada pandangan para ulama yang berotoritas. Mereka sangat berotoritas karena mereka menguasai ilmu-ilmu yang diperlukan dalam memahami al-Qur’an.
Lebih daripada itu dengan bimbingan iman mereka juga faham akan kehendak Tuhan.Bagiku ilmu adalah amanah dan pemberian Tuhan, oleh karenanya kepintaran semata-mata tidak meletakkan seseorang itu menjadi orang yang otoritatif dalam keilmuan Islam.
Kesembilan: Karena aku memiliki worldview Islam, Aku tidak akan hanyut dengan tren pemikiran Barat yang kabur dan selalu berubah. Post-modernisme yang menjadikan kegagalan dan kesempitan modenisme sebagai raison d’êtrenya hanya mempunyai legitimasi di tengah obsesi Barat terhadap kuasa dan ketunggalan.
Dari awal kemunculan Islam, jelas bahwa Islam menerima pluralitas/kepelbagaian sebagai lumrah kehidupan. Karena keadilan menjadi nilai utama dalam ajaran Islam, Islam selalu berada bersama kaum yang tertindas, terlupakan dan teraniaya. Konflik antara Islam dengan agama lain timbul disebabkan faktor politik dan bukan faktor teologi. Hal ini tidak sesekali memberikan justifikasi ke atas konsep pluralisme agama. Sebagai seorang Muslim aku percaya bahwa agama Tuhan yang benar hanyalah satu, yang berbeda dan berbagai adalah shari’atNya.
Oleh karena Shari’at Muhammad adalah penutup maka hanya Shari’ah Muhammad saw yang benar.
Keyakinanku bahwa hanya ada satu kebenaran tidak bercanggah dengan kemungkinanwujudnya kebenaran pada orang lain. Dalam permasalahan ijtihadiyyah, aku tidak akan mengatakan hanya pendapatku saja yang benar dan pendapat orang lain adalah salah. Pendekatan para ulama ini tidak membawaku kepada subjektivisme, seperti yang dilakukan oleh Khaled Abou el-Fadl, kerana ia hanya berlaku hanya pada realm ijtihadiyyah.
Bagiku, tidak mungkin Tuhan menurunkan wahyu sebagai pembimbing manusia jika, pada masa yang sama, Tuhan mengatakan bahawa tiada yang mengetahui maksud firmanNya melainkan diriNya. Kuatnya elemen subjektivisme dan penghapusan objektivitas dalam pemikiran post-modernisme akan membawa kepada nihilisme dan ketiadaan kebenaran. Tentunya hal ini akan memberik dampak yang besar kepada agama dan kemanusiaan.
Terakhir, Aku akan sentiasa berdoa agar aku sentiasa berada dalam hidayah dan ‘inayahNya. Agar aku terhindar dari tergolong dalam orang-orang yang telah menerima bayyinat lalu tersesatkan. Agar aku sentiasa berada dalam keimanan dan ketaqwaan sampai akhir hayatku. (Hidayatullah.com)
*Penulis merupakan peneliti di Akademi Kajian Ketamadunan dan sedang menyelesaikan disertasi Ph.D di ISTAC, Malaysia.

SISTEM MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

Disusun oleh
Agustinus Suyoto, S.Pd

I.PENDAHULUAN
Manuia modern tampaknya tidak dapat melepaskan diri dari media komunikasi. Salahsatu media komunikasi yang banyak dihadapi adalah media tulus baik buku teks maupun media massa. Setiap hari kita disuguhi banyak media massa., apalagi dalam era keterbukaan dan reformasi seperti saat ini. A[abila kita tidak menaruh perhatian pada media massa tersebut, pastilah kita akan tertinggal. Sebaliknya, apabila kita ingin membaca semua informasi tulis tersebut, pastilah banyak waktu tersita hanya untuk membaca. Untuk itu ketrampilan membaca dengan cepat dan efektif perlu dimiliki oleh semua pihak baik pelajar, mahasiswa, maupun manusia lain yang ingin terlibat secara aktif dalam percaturan kehidupan.
Ada berbagai jenis membaca dan masing-masing jenis mempunyai spesifikasi dan fungsi khusus. Untuk itu, jenis-jenis tersebut perlu dipahami sehingga kita dapat semakin meningkatkan kemampuam membaca baik kemampuan membaca cepat maupum kemampuan membaca efektif.

II.MEMBACA CEPAT
Yang dimaksud membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit dan tingkat pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca orang tersebut semakin meningkat.
Pada umumnya orang yang belum pernah mendapat latihan membaca pasti memiliki kecepatan baca yang lebih rendah dari kemampuannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kecepatan baca seseorang, antara lain
a. Kebiasaan lama yang telah mendarah daging seperti menggerakkan bibir untuk melafalkan, menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, dan menggunakan jari atau benda untuk menunjuk kata-kata yang dibacanya.
b. Tidak agresif (tidak bersemangat) dalama usaha memahami arti bacaan.
c. Persepsinya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibacanya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan baca seseorang terhambat, antara lain
a. Vokalisasi, yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi kata yang dibacanya.
b. Gerakan bibir pada waktu membaca baik bersuara mauapun tak bersuara.
c. Gerakan kepala mengikuti kata-kata yang dibacanya.
d. Menunjuk (dengan jari atau alat lain) kata-kata yang dibaca pada waktu membaca.
e. Regresi, yaitu gerakan mata melihat kembali beberapa kata yang telah dibacanya.
f. Subvokalisasi, yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau pikiran.

Untuk meningkatkan kecepatan baca kita, pertama-tama kita perlu mengukur kecepatan baca kita. Untuk itu perlu diadakan pengukuran kecepatan baca kita. Rumusnya :
(Jumlah kata yang dibaca dibagi jumlah detik untuk membaca dikalikan 60) dikalikan prosentase pemahaman.

Kecepatan baca bergantung pada kebutuhan dan bahan yang dihadapinya. Pada umumnya kecepatan baca dapat dirinci sebagai berikut :
a. Membaca secara skimmming dan scannning (lebih dari 1000 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- mengenal bahan-bahan yang akan dibaca
- mencari jawaban atas pertanyaan tertentu
- mendapat struktur dan organisasi bacaan serta menentukan gagasan umum dari bacaan
b. Membaca dengan kecepatan tingngi (500 – 800 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- membaca bahan-bahan yang mudah dan telah dikenali sebelumnya
- membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.
c. Membaca secara cepat (350 – 500 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskripsi dan bahan-bahan nonfiksi lain yang bersifat informatif.
- Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan mengantisipasi akhir cerita.
d. Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 – 350 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- membaca fiksi yang komplek untuk analisis watak dan jalan ceritanya.
- Membaca nonfiksi yang agak sulit untuk mendapatkan detail, mencari hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.
e. Membaca lambat (100 – 125 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- mempelajari bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya.
- Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknis
- Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik
- Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).

III. MEMBACA PEMAHAMAN
Membaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari apa yang dibacanya. Yang dimaksud membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca ntuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan
a. mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami.
b. Mengaitkan fakta yang satu dengana fakta yang lain atau menghubungkannya dengan fakta dan konteks.
Tingkat pemahaman dalam membaca berkaitan pula dengan sistem membaca yang dipakainya. Umumnya orang cendenrung langsung membaca teks tanpa mempersiapkan prakondisi sehingga pembacaaan terssebut menjadi efektif.
Ada beberapa sistem membaca, antara lain
1. SQ3R : survey-question-read-recite-review
2. SQ4R : survey-question-read-recite-rite-review
3. POINT : purpose-overview-interpret-note-test
4. OK4R : overview-key ideas-read-summarize-test

Salahsatu sistem yang banyak dikenal dan dipakai orang adalah SQ3R. Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu
1. SURVEI
Survei atau prabaca adalah teknik mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap. Tujuan srvei adalah
mempercepat menangkap arti
mendapatkan abastrak
mengetahui ide-ide penting
melihan susunan (organisasi) bahan bacaan.
Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan.
Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Ada beberapa teknik dalam melakukan survei. Untuk tiap jenis bacaan, teknik surveinya berbeda.
Tekni survei buku
- telusuri daftar isinya
- baca kata pengantar
- lihat tabel, grafik
- lihan apendiks
- telusuri indeks
Teknik survei bab
- lihat paragraf pertama dan terakhir
- lihat ringkasan
- lihat subjudul
Teknik survei artikel
- baca judul
- baca semua subjudul
- amati tabel
- baca pengantar
- baca kalimat pertama subbab
- buatlah keputusan (dibaca atau tidak)
Teknik survei klipping
- perhatikan judul
- perhatikan penulisnya

2. QUESTION
Pada langkah ini kita mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan.
3. READ
Perlu disadari bahwa membaca merupakan langkah ketiga, bukan langkah pertama.
4. RECITE/RECALL
Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya
5. REVIEW
Pada tahal ini Anda mencoba mengingat kembali dengan membaca ulang bacaan yang Anda baca.

Menemukan Ide Pokok Wacana
Memahami suatu teks berarti memahami ide pokok yang hendak disampaikan oleh penulis teks tersebut. Untuk itu fokus pembacaan haruslah diletakkan pada usaha memahami ide pokok penulis. Ide pokok suatu buku dapat dikenali dalam
a. ikhtisar umum yang ada di awal buku
b. ikhtisar bab
c. ikhtisar bagian bab
d. ide pokok paragraf
Kadang-kadang orang terlalu membuang waktu untuk detail sebelum dia menemukan ide pokoknya. Detail adalah fakta atau informasi yang dikemas dalam paragraf untuk membuktikan, menjabarkan, dan memberikan contoh yang mendukung ide pokok. Salahsatu cara mengenali detail penting adalah dengan mencari petunjuk-petunjuk yang digunakan oleh penulis untuk membantu pembaca, antara lain dengan
a. ditulis cetak miring
b. digarisbawahi
c. dicetak tebal
d. dibubuhi angka-angka
e. ditulis dengan kode huruf (a,b,c,d)
Kata-kata kunci merupakan kata penuntun untuk membantu mengetahui jalan pikiran penulis. Kata kunci antara lain
a. ungkapan penekanan
b. kata yang mengubah arah
c. kata ilustrasi
d. kata tambahan
e. kata simpulan

IV. MEMBACA KRITIS
Membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Dengan demikian, pembca tidak sekedar membaca, melainkan juga berpikir tentang masalah yang dibahas. Hal yang harus diingat dalam membaca kritis adalah bahwa tidak semua yang ditulis itu benar.
Untuk itu kita harus mengikuti jalan pikiran penulis dengan cepat, akurat, dan kritis. Akurat artinya mampu membedakan hal yang relevan dan tidak relevan. Kritis artinya menerima pemikiran yang ditulis dengan dasar yang baik, logis, benar, dan realistis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membaca kritis adalah
a. mengerti isi bacaan
b. menguji sumber penulisan
c. ada interaksi antara penulis dan pembaca.
d. Memutuskan :menerima atau menolak ide penulis
Untuk dapat melakukan evaluasi terhadap gagasan orang lain, kita perlu mengingat-ingat secara lebih seksama apa saja yang dikemukakan oleh penulis. Untuk itu, ingatan sangat penting. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh agar kita dapat mengingat lebih lama ddan lebih baik, yiatu
a. hadapi bahan dengan tujuan
b. survei apa saja yang perlu diingat
c. cai fakta dan dapatkan dalam hubungannya dengana konteks
d. kaitkan apa yang dibaca dengan yang telah diketahui.
e. Perhatikan apa yang penting bagi Anda.

Dalam usaha menanggapi pendapata orang lain, kita tidak boleh melupakan hal-hal yang penting yang diungkapkan oleh penulis. Agar tidak terlupakan perlu dibuat sejumlah catatan dari bacaan yang kita baca. Pokok-pokok yang perlu dicatat antara lain
a. bagian-bagian kunci :ide pokok, masalah, informasi penting
b. asumsi penulis tentang segi tertentu
c. detail atau fakta yang kita perlukan
d. pokok-pokok yang menarik
Ada tiga jenis catatan, yaitu
a. catatan berupa koleksi fakta dan detail penting
b. catatan berupa kutipan kalimat, paragraf, kata kunci
c. catatan berupa ringkasan

V. SKIMMING DAN SCANNING
Skimming adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok bacaan. Scanning adalah cara membaca dengan cara melompat langsung ke sasaran yang dicari.
Bagian-bagian yanag dapat dilompati antara lain
a. bagian yang telah diketahui dari buku lain
b. bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi tujuan membaca
c. bagian yang hanya merupakan contoh atau ilustrasi
d. bagian yang merupakan ringkasan bab sebelumnya.
Yang dimaksud skimming adalah mencari hal-hal penting dari bacaaan. Fungsi skimming adalah
a. untuk mengenali topik bacaan
b. untuk mengetahui pendapat/opini orang
c. untuk mendapatkan bagian penting yang kita butuhkan
d. untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara berpikir penulis.
e. Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.
Scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain. Scanning biasa digunakan untuk
a. mencari nomor telepon
b. mencari kata pada kamus
c. mencari eintri pada indeks
d. mencari angka statistik
e. melihat acara siaran televisi
f. melihat daftar perjalanan

CARA MEMBACA EFEKTIF
MEMBACA DENGAN EFEKTIFSalah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untukterus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa haus akaninformasi dan pengetahuan.Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yangmengatakan bahwa "Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty.Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keepyour mind young."Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar berarti kita sudahtua, sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena halyang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agartetap muda.Salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namunsayangnya sebagian besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca. Alasanutama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalamrutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untukmengasah gergaji kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen Covey dalam bukunya"The 7 Habits of Highly Effective People" sebagai berikut:Andaikan saja anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatangpohon di hutan."Apa yang sedang anda kerjakan? Anda bertanya."Tidak dapatkah anda melihat?" demikian jawabnya dengan tidak sabar. "Sayasedang menggergaji pohon ini.""Anda kelihatan letih!" anda berseru. "Berapa lama anda sudah mengerjakannya?""Lebih dari lima jam," jawabnya, " dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerjakeras.""Nah, mengapa anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah gergajiitu?" anda bertanya. "Saya yakin anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.""Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji," orang itu berkata dengan tegas."Saya terlalu sibuk menggergaji."Bahkan menurut Covey, kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang palingpenting karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuhkebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan asetterbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbaruikeempat dimensi alamiah kita �?" fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.Membaca merupakan salah cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitasdiri kita. Meskipun kita memiliki "keterbatasan waktu", kita tetap perlumengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektifsehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.Namun sebelumnya kita perlu mengenali berbagai tipe gaya belajar seseorang,yaitu:a. Visual.Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kitasuka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.b. Auditori.Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramahkuliah, diskusi, debat dan instruksi verbal.c. Kinestetik.Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka"menangani", bergerak, menyentuh dan merasakan/mangalami sendiri.Semua kita, dalam beberapa hal, memanfaatkan ketiga gaya tersebut. Tetapikebanyakan orang menunjukkan kelebihsukaan dan kecenderungan pada satu gayabelajar tertentu dibandingkan dua gaya lainnya. Pada anak-anak kecenderungannyaadalah pada kinestetik dan auditori, namun pada saat mereka dewasa,kelebihsukaan pada gaya belajar visual ternyata lebih mendominasi.Memahami gaya belajar pribadi anda akan dapat meningkatkan kinerja dan prestasianda. Anda akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah. Anda dapatmengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling anda sukai untuk menerimainformasi. Anda akan bisa berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain danmemperkuat pergaulan anda dengan mereka.Tiga Faktor Penting Meningkatkan Kemampuan BelajarAda tiga faktor penting dalam penguasaan ketrampilan untuk belajar:pertama adalah pola pikir dan sikap (mindset and attitude) kita terhadapbelajar.Kita harus memiliki hasrat (desire) dan kecintaan (passion) yang dalam terhadapnilai-nilai untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Belajar tidak hanyasekedar melalui pendidikan formal semata, tetapi dalam setiap aspek kehidupankita harus senantiasa mengembangkan sikap belajar. Sikap mau membaca, mendengar,mau mengerti dan mau belajar dari orang lain merupakan sikap yang perlusenantiasa dikembangkan jika kita ingin memperbaiki diri ataupun gagasan kita.Faktor kedua dalam meningkatkan ketrampilan untuk belajar adalah kemampuan kitauntuk mendayagunakan kekuatan pikiran kita (terutama pikiran bawah sadar �?"subconscious mind) untuk mempercepat proses belajar (accelerated learning).Pikiran bawah sadar merupakan kekuatan yang luar biasa jika kita dapatmengoptimalkan potensinya. Seringkali kita melupakan bahwa anugerah yangterindah dan terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita adalah kemampuan pikirankita. Hal inilah yang membedakan kita dengan ciptaanNya yang lain.Hal yang paling mudah kita lakukan untuk mengembangkan ketrampilan untuk belajaradalah dengan banyak membaca. Meluangkan waktu sedikitnya satu jam sehari untukmembaca buku merupakan kebiasaan yang baik bagi kita untuk mulai mengembangkandiri kita.Banyak sekali metoda untuk meningkatkan kecepatan membaca (speed reading) maupunpemahaman (comprehension) terhadap isi dari suatu buku. Ketrampilan inilah yangamat kita perlukan untuk meningkatkan daya serap dan kecepatan kita dalammembaca sebuah buku. Selain membaca, meningkatkan kemampuan dapat diperolehmelalui seminar, pelatihan maupun mendengarkan kaset-kaset motivasi.Faktor ketiga dalam meningkatkan kemampuan belajar kita adalah disiplin diri dankegigihan (self discipline and persistence).Tanpa kedua hal ini maka belajar hanyalah kegiatan yang sifatnya tergantungsuasana hati (mood) dan kita tidak dapat mencapai keunggulan (excelence) hanyadengan belajar setengah hati. Sudah saatnya kita mengubah kebiasaan-kebiasaankita.Ada pepatah yang mengatakan "Your Habits will Determine Your Future. Milikikebiasaan belajar, dan mulai langkah pertama anda. Proses mengubah kebiasaansangat ditentukan oleh kedisiplinan diri dan kegigihan kita, sehingga setelahmelakukannya dalam periode waktu tertentu, hal tersebut tidak lagi menjadi bebantetapi telah menjadi kebutuhan. Jika pada awalnya sulit melakukan tetapi setelahitu anda jadi terbiasa.Ketrampilan Dasar untuk Membaca yang Efektif.Sebelum kita mengembangkan kemampuan membaca dengan efektif, kita perlumenguasai terlebih dulu beberapa ketrampilan dasar, yaitu:1. KonsentrasiKebanyakan kita menganggap bahwa konsentrasi adalah pekerjaan berat dan sangatsulit dilakukan. Kita memiliki suatu keyakinan bahwa hal tersebut susah untukdilakukan. Padahal kalau kita menyenangi sesuatu, katakanlah menonton konsermusik band favorit kita atau film di bioskop, maka kita akan dapatberkonsentrasi menikmati pertunjukan yang berlangsung lebih dari dua jam. Kitaternyata dapat berkonsentrasi cukup lama jika kita melakukan sesuatu yang kitasenangi. Inilah pola pikir pertama yang harus kita kembangkan untuk belajarberkonsentrasi.Hal yang kedua adalah bahwa mengembangkan daya konsentrasi sama halnya denganmengembangkan dan menguatkan otot-otot tubuh kita. Kita perlu latihan yangteratur dan terus menerus. Salah satu teknik untuk mengembangkan dayakonsentrasi adalah teknik kontemplasi. Kontemplasi adalah suatu teknikmenggunakan pikiran kita seperti sebuah lampu senter (searchlight) untuk mencaridan menemukan informasi baru. Untuk melatihnya, anda perlu lakukan setiap hari(sedikitnya 5 menit sampai maksimum 10 menit per latihan). Caranya dimulaidengan fokus terhadap apa yang ingin kita ketahui. Misal, kita ingin mengetahuicara meningkatkan kecerdasan finansial (membaca buku Robert Kiyosaki misalnya),kemudian pikirkan gagasan tersebut secara mendalam dan tanyakan pada diri andapertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa artinya kecerdasan finansial? Apaimplikasinya pada hidup saya? Apakah hal tersebut bisa saya lakukan? Danseterusnya lakukan sampai sekitar 5-10 menit.Jika anda sudah bisa bertahan konsentrasi 10 menit, tingkatkan kemampuan andadengan berlatih langsung membaca sebuah buku 10-20 menit. Lakukan setiap harisampai daya tahan konsentrasi anda meningkat sedikit demi sedikit.2. Membuat Peta Pikiran (Mind Mapping)Teknik ini merupakan cara untuk meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang adadalam buku.Pertama, kita awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertaskosong.Kemudian seperti pohon dengan cabang dan ranting kita kembangkan tema pokokmenjadi sub tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis sepertijari-jari roda.Berikut adalah langkah atau prinsip dalam membuat peta pikiran dalam bukuAccelerated Learning for the 21st Century karangan Colin Rose dan Malcolm J.Nicholl:a. Mulai dengan topik di tengah-tengah halaman.b. Gunakan kata-kata kunci.c. Buatlah cabang-cabangnyad. Gunakan simbol, warna, kata, gambar dan citra (images) lainnya.e. Gunakan seperti poster dengan dasar putih bersih.f. Buat tulisan atau gambarnya warna warnig. Gunakan alat tulis berwarna terangMembuat peta pikiran adalah latihan yang perlu dilakukan terus menerus. Samahalnya seperti teknik kontemplasi, kita perlu berlatih mengunakan peta pikiranuntuk mengetahui informasi atau menganalisa masalah.[Bisa juga melihat di Gua Kalong, bagian Peta Konsep dan Otak]3. RelaksasiCara ini dikembangkan oleh Sandy MacGregor dalam bukunya Piece of Mind. Padaprinsipnya dikatakan bahwa otak atau pikiran kita lebih mudah menyerap danmengingat informasi pada saat kondisi pikiran kita relaks yang ditunjukkandengan frekuensi gelombang otak yang rendah. Mengenai teknik relaksasi pernahdibahas dalam edisi Mandiri sebelumnya. Bagi anda yang berminat mempelajaridapat membaca buku Sandy MacGregor tersebut atau buku SELF MANAGEMENT: 12Langkah Manajemen Diri karangan Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto.Teknik Membaca CepatKita hidup dalam zaman di mana kita setiap hari dibanjiri buku baru tentangtopik yang kita sukai atau yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kita. Pembacabiasa takkan bisa membaca semua buku yang telah diterbitkan tentang topik yangberkaitan dengan bidang bisnis atau profesionalnya.Sedangkan membaca itu sendiri bisa menjadi pengalaman yang menyenangkansekaligus menjengkelkan. Padahal kita semua tahu bahwa membaca sama halnyadengan kita menikmati pertunjukan konser atau film yang bagus. Membacamelibatkan partisipasi aktif kita. Seluruh emosi, hasrat dan minat kita jugaharus terlibat dalam proses membaca, sehingga membaca menjadi pengalaman yangmenyenangkan.Dengan keterbatasan waktu yang kita miliki, bagaimana kita dapat mengembangkankemampuan membaca secara efektif sehingga dengan tenggang waktu yang sama, kitabisa mengambil inti dari lebih banyak buku. Kecuali untuk buku fiksi atau sastrayang memang ingin kita nikmati jalinan cerita, emosi, dan rangkaiankata-katanya, membaca buku nonfiksi (textbook) adalah seperti membaca suratkabar. Yang kita perlukan adalah informasi dan gagasan pokok pengarang.Hanya sedikit orang yang membaca koran dengan cara per bagian, halaman perhalaman. Kita biasanya membaca beberapa halaman pertama dengan mendetail, laluhanya sekilas membaca yang lain, mencari topik yang menarik. Sekarang kita akanbelajar melakukan hal yang serupa dengan buku yang akan kita baca.Sebelum mulai membaca ada sejumlah alat bantu yang dapat membantu kita untukdapat memahami keseluruhan isi sebuah buku:Sampul buku:Biasanya pokok pikiran terpenting dari sebuah buku tercetak di sampulnya.Informasi ini membantu penjualan buku dan memberikan perspektif penerbit tentangisi buku. Sampul buku memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang akan kitadapatkan di bagian dalam.Biografi penulis:Informasi ini akan memberi tahu kita tentang latar belakang pendidikan,pengalaman dan kegiatan penulis saat ini yang membuat ia bisa menulis bukutersebut. Dengan memahami informasi tentang penulis akan membantu kita untuklebih mudah mengikuti alur pemikirannya dalam buku tersebut.Bagian awal:Bagian ini terdiri atas kata pengantar, prakata, atau bab pendahuluan (prolog).Biasanya justru bagian-bagian ini yang perlu secara mendalam kita pelajari,karena intisari seluruh gagasan penulis tentang tema buku tersebut terangkumdalam bagian awal buku. Yang jelas bagian ini memaparkan tujuan penulisan �?"pernyataan misinya. Pada titik ini kita bisa memutuskan untuk membaca lebihlanjut atau kita hanya akan menggunakannya untuk referensi.Daftar Isi:Sebenarnya bagian ini adalah kerangka buku. Penulis menggunakan masing-masingtopik bab sebagai gantungan untuk menjelaskan keseluruhan pemikirannya tentangtopik tertentu. Ada berapa bagian? Berapa bab? Bacalah Daftar Isi dengan telitiuntuk melihat apakah topik-topiknya sesuai dengan apa yang kita cari.Indeks:Teliti indeks di bagian belakang buku. Lihat apakah ada kata-kata kunci yangmenarik bagi anda.Kita harus memeriksa semua hal tersebut sebelum membaca bukunya. Inilah yangdisebut dengan proses scanning, yaitu kita melihat secara selintas keseluruhanisi dari buku yang akan kita baca. Begitu mulai membaca, kita bisa bebasmelompati materi yang sudah kita ketahui atau materi yang tidak kita minati.Pada bagian tertentu kita bisa mendalami karena ada topik atau informasi yangharus kita cermati dan kita cerna lebih dalam. Proses ini disebut dengan prosesskimming.Berikut adalah hal-hal yang perlu untuk membaca dengan efektif:1. Setelah melakukan proses scanning, kita dapat membuat peta pikiran (mindcharting) buku tersebut.Tidak usah terlalu detil, tetapi cukup informatif untuk menjelaskan isi bukudalam satu halaman kertas. Kalau perlu kita lakukan rekonstruksi terhadap daftarisi digabung dengan informasi lain dari biografi, kata pengantar, pendahuluandan sinopsis di sampul buku tersebut.2. Siapkan stabilo atau alat tulis untuk menandai informasi atau apa saja yangingin kita ingat.3. Pahami jalan pikiran penulis.Semakin cepat kita mengetahui topik, tujuan, pokok masalah materi yang kitabaca, semakin baik pemahaman dan ingatan kita akan hal itu.4. Hindari baca kata per kata dan kalimat per kalimat.Coba tangkap sekelompok kata dengan mata anda setiap kalimenggerakkannya.Apalagi untuk buku berbahasa asing, kita tidak perlumenterjemahkannnya kata demi kata, karena akan menghambat proses penyerapaninformasi dalam otak anda.Bandingkan anda membaca dengan bersuara dan membaca dalam hati. Kecepatannyaakan berbeda jauh.Biasanya saya berkonsentrasi pada kalimat pertama dan kalimat terakhir darisebuah paragraf, atau mata saya melihat seluruh badan paragraf dan menangkappesan intinya.5. Buatlah ringkasan sambil membaca.Jika tak ada ringkasan bab, buatlah sendiri setiap selesai membaca satu bab.6. Bandingkan dengan tulisan lain bertopik sama yang pernah anda baca.Ingat teknik kontemplasi. Cobalah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dan kaitansatu sama lain seperti anda mencari sesuatu dengan senter.7. Untuk mempermudah kita menggunakan buku tersebut sebagai referensi, kita bisamencatat isi buku tersebut dalam sebuah buku catatan atau kertas khsusu yangdapat kita simpan dan kita lihat kembali setiap saat.Demikianlah prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang perlu kita ketahui untukmeningkatkan efisiensi membaca. Namun sekali lagi, sama seperti ketrampilan yanglain, membaca memerlukan jam terbang. Kita perlu berlatih, berlatih dan berlatihsehingga kecepatan dan efisiensi membaca kita meningkat dari waktu ke waktu.Selamat membaca dan meningkatkan aset pribadi anda yang paling penting, dirianda sendiri.

cara membaca yang efektif

CARA MEMBACA EFEKTIF
MEMBACA DENGAN EFEKTIFSalah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untukterus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa haus akaninformasi dan pengetahuan.Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yangmengatakan bahwa "Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty.Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keepyour mind young."Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar berarti kita sudahtua, sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena halyang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agartetap muda.Salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namunsayangnya sebagian besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca. Alasanutama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalamrutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untukmengasah gergaji kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen Covey dalam bukunya"The 7 Habits of Highly Effective People" sebagai berikut:Andaikan saja anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatangpohon di hutan."Apa yang sedang anda kerjakan? Anda bertanya."Tidak dapatkah anda melihat?" demikian jawabnya dengan tidak sabar. "Sayasedang menggergaji pohon ini.""Anda kelihatan letih!" anda berseru. "Berapa lama anda sudah mengerjakannya?""Lebih dari lima jam," jawabnya, " dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerjakeras.""Nah, mengapa anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah gergajiitu?" anda bertanya. "Saya yakin anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.""Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji," orang itu berkata dengan tegas."Saya terlalu sibuk menggergaji."Bahkan menurut Covey, kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang palingpenting karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuhkebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan asetterbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbaruikeempat dimensi alamiah kita �?" fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.Membaca merupakan salah cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitasdiri kita. Meskipun kita memiliki "keterbatasan waktu", kita tetap perlumengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektifsehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.Namun sebelumnya kita perlu mengenali berbagai tipe gaya belajar seseorang,yaitu:a. Visual.Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kitasuka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.b. Auditori.Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramahkuliah, diskusi, debat dan instruksi verbal.c. Kinestetik.Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka"menangani", bergerak, menyentuh dan merasakan/mangalami sendiri.Semua kita, dalam beberapa hal, memanfaatkan ketiga gaya tersebut. Tetapikebanyakan orang menunjukkan kelebihsukaan dan kecenderungan pada satu gayabelajar tertentu dibandingkan dua gaya lainnya. Pada anak-anak kecenderungannyaadalah pada kinestetik dan auditori, namun pada saat mereka dewasa,kelebihsukaan pada gaya belajar visual ternyata lebih mendominasi.Memahami gaya belajar pribadi anda akan dapat meningkatkan kinerja dan prestasianda. Anda akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah. Anda dapatmengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling anda sukai untuk menerimainformasi. Anda akan bisa berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain danmemperkuat pergaulan anda dengan mereka.Tiga Faktor Penting Meningkatkan Kemampuan BelajarAda tiga faktor penting dalam penguasaan ketrampilan untuk belajar:pertama adalah pola pikir dan sikap (mindset and attitude) kita terhadapbelajar.Kita harus memiliki hasrat (desire) dan kecintaan (passion) yang dalam terhadapnilai-nilai untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Belajar tidak hanyasekedar melalui pendidikan formal semata, tetapi dalam setiap aspek kehidupankita harus senantiasa mengembangkan sikap belajar. Sikap mau membaca, mendengar,mau mengerti dan mau belajar dari orang lain merupakan sikap yang perlusenantiasa dikembangkan jika kita ingin memperbaiki diri ataupun gagasan kita.Faktor kedua dalam meningkatkan ketrampilan untuk belajar adalah kemampuan kitauntuk mendayagunakan kekuatan pikiran kita (terutama pikiran bawah sadar �?"subconscious mind) untuk mempercepat proses belajar (accelerated learning).Pikiran bawah sadar merupakan kekuatan yang luar biasa jika kita dapatmengoptimalkan potensinya. Seringkali kita melupakan bahwa anugerah yangterindah dan terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita adalah kemampuan pikirankita. Hal inilah yang membedakan kita dengan ciptaanNya yang lain.Hal yang paling mudah kita lakukan untuk mengembangkan ketrampilan untuk belajaradalah dengan banyak membaca. Meluangkan waktu sedikitnya satu jam sehari untukmembaca buku merupakan kebiasaan yang baik bagi kita untuk mulai mengembangkandiri kita.Banyak sekali metoda untuk meningkatkan kecepatan membaca (speed reading) maupunpemahaman (comprehension) terhadap isi dari suatu buku. Ketrampilan inilah yangamat kita perlukan untuk meningkatkan daya serap dan kecepatan kita dalammembaca sebuah buku. Selain membaca, meningkatkan kemampuan dapat diperolehmelalui seminar, pelatihan maupun mendengarkan kaset-kaset motivasi.Faktor ketiga dalam meningkatkan kemampuan belajar kita adalah disiplin diri dankegigihan (self discipline and persistence).Tanpa kedua hal ini maka belajar hanyalah kegiatan yang sifatnya tergantungsuasana hati (mood) dan kita tidak dapat mencapai keunggulan (excelence) hanyadengan belajar setengah hati. Sudah saatnya kita mengubah kebiasaan-kebiasaankita.Ada pepatah yang mengatakan "Your Habits will Determine Your Future. Milikikebiasaan belajar, dan mulai langkah pertama anda. Proses mengubah kebiasaansangat ditentukan oleh kedisiplinan diri dan kegigihan kita, sehingga setelahmelakukannya dalam periode waktu tertentu, hal tersebut tidak lagi menjadi bebantetapi telah menjadi kebutuhan. Jika pada awalnya sulit melakukan tetapi setelahitu anda jadi terbiasa.Ketrampilan Dasar untuk Membaca yang Efektif.Sebelum kita mengembangkan kemampuan membaca dengan efektif, kita perlumenguasai terlebih dulu beberapa ketrampilan dasar, yaitu:1. KonsentrasiKebanyakan kita menganggap bahwa konsentrasi adalah pekerjaan berat dan sangatsulit dilakukan. Kita memiliki suatu keyakinan bahwa hal tersebut susah untukdilakukan. Padahal kalau kita menyenangi sesuatu, katakanlah menonton konsermusik band favorit kita atau film di bioskop, maka kita akan dapatberkonsentrasi menikmati pertunjukan yang berlangsung lebih dari dua jam. Kitaternyata dapat berkonsentrasi cukup lama jika kita melakukan sesuatu yang kitasenangi. Inilah pola pikir pertama yang harus kita kembangkan untuk belajarberkonsentrasi.Hal yang kedua adalah bahwa mengembangkan daya konsentrasi sama halnya denganmengembangkan dan menguatkan otot-otot tubuh kita. Kita perlu latihan yangteratur dan terus menerus. Salah satu teknik untuk mengembangkan dayakonsentrasi adalah teknik kontemplasi. Kontemplasi adalah suatu teknikmenggunakan pikiran kita seperti sebuah lampu senter (searchlight) untuk mencaridan menemukan informasi baru. Untuk melatihnya, anda perlu lakukan setiap hari(sedikitnya 5 menit sampai maksimum 10 menit per latihan). Caranya dimulaidengan fokus terhadap apa yang ingin kita ketahui. Misal, kita ingin mengetahuicara meningkatkan kecerdasan finansial (membaca buku Robert Kiyosaki misalnya),kemudian pikirkan gagasan tersebut secara mendalam dan tanyakan pada diri andapertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa artinya kecerdasan finansial? Apaimplikasinya pada hidup saya? Apakah hal tersebut bisa saya lakukan? Danseterusnya lakukan sampai sekitar 5-10 menit.Jika anda sudah bisa bertahan konsentrasi 10 menit, tingkatkan kemampuan andadengan berlatih langsung membaca sebuah buku 10-20 menit. Lakukan setiap harisampai daya tahan konsentrasi anda meningkat sedikit demi sedikit.2. Membuat Peta Pikiran (Mind Mapping)Teknik ini merupakan cara untuk meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang adadalam buku.Pertama, kita awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertaskosong.Kemudian seperti pohon dengan cabang dan ranting kita kembangkan tema pokokmenjadi sub tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis sepertijari-jari roda.Berikut adalah langkah atau prinsip dalam membuat peta pikiran dalam bukuAccelerated Learning for the 21st Century karangan Colin Rose dan Malcolm J.Nicholl:a. Mulai dengan topik di tengah-tengah halaman.b. Gunakan kata-kata kunci.c. Buatlah cabang-cabangnyad. Gunakan simbol, warna, kata, gambar dan citra (images) lainnya.e. Gunakan seperti poster dengan dasar putih bersih.f. Buat tulisan atau gambarnya warna warnig. Gunakan alat tulis berwarna terangMembuat peta pikiran adalah latihan yang perlu dilakukan terus menerus. Samahalnya seperti teknik kontemplasi, kita perlu berlatih mengunakan peta pikiranuntuk mengetahui informasi atau menganalisa masalah.[Bisa juga melihat di Gua Kalong, bagian Peta Konsep dan Otak]3. RelaksasiCara ini dikembangkan oleh Sandy MacGregor dalam bukunya Piece of Mind. Padaprinsipnya dikatakan bahwa otak atau pikiran kita lebih mudah menyerap danmengingat informasi pada saat kondisi pikiran kita relaks yang ditunjukkandengan frekuensi gelombang otak yang rendah. Mengenai teknik relaksasi pernahdibahas dalam edisi Mandiri sebelumnya. Bagi anda yang berminat mempelajaridapat membaca buku Sandy MacGregor tersebut atau buku SELF MANAGEMENT: 12Langkah Manajemen Diri karangan Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto.Teknik Membaca CepatKita hidup dalam zaman di mana kita setiap hari dibanjiri buku baru tentangtopik yang kita sukai atau yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kita. Pembacabiasa takkan bisa membaca semua buku yang telah diterbitkan tentang topik yangberkaitan dengan bidang bisnis atau profesionalnya.Sedangkan membaca itu sendiri bisa menjadi pengalaman yang menyenangkansekaligus menjengkelkan. Padahal kita semua tahu bahwa membaca sama halnyadengan kita menikmati pertunjukan konser atau film yang bagus. Membacamelibatkan partisipasi aktif kita. Seluruh emosi, hasrat dan minat kita jugaharus terlibat dalam proses membaca, sehingga membaca menjadi pengalaman yangmenyenangkan.Dengan keterbatasan waktu yang kita miliki, bagaimana kita dapat mengembangkankemampuan membaca secara efektif sehingga dengan tenggang waktu yang sama, kitabisa mengambil inti dari lebih banyak buku. Kecuali untuk buku fiksi atau sastrayang memang ingin kita nikmati jalinan cerita, emosi, dan rangkaiankata-katanya, membaca buku nonfiksi (textbook) adalah seperti membaca suratkabar. Yang kita perlukan adalah informasi dan gagasan pokok pengarang.Hanya sedikit orang yang membaca koran dengan cara per bagian, halaman perhalaman. Kita biasanya membaca beberapa halaman pertama dengan mendetail, laluhanya sekilas membaca yang lain, mencari topik yang menarik. Sekarang kita akanbelajar melakukan hal yang serupa dengan buku yang akan kita baca.Sebelum mulai membaca ada sejumlah alat bantu yang dapat membantu kita untukdapat memahami keseluruhan isi sebuah buku:Sampul buku:Biasanya pokok pikiran terpenting dari sebuah buku tercetak di sampulnya.Informasi ini membantu penjualan buku dan memberikan perspektif penerbit tentangisi buku. Sampul buku memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang akan kitadapatkan di bagian dalam.Biografi penulis:Informasi ini akan memberi tahu kita tentang latar belakang pendidikan,pengalaman dan kegiatan penulis saat ini yang membuat ia bisa menulis bukutersebut. Dengan memahami informasi tentang penulis akan membantu kita untuklebih mudah mengikuti alur pemikirannya dalam buku tersebut.Bagian awal:Bagian ini terdiri atas kata pengantar, prakata, atau bab pendahuluan (prolog).Biasanya justru bagian-bagian ini yang perlu secara mendalam kita pelajari,karena intisari seluruh gagasan penulis tentang tema buku tersebut terangkumdalam bagian awal buku. Yang jelas bagian ini memaparkan tujuan penulisan �?"pernyataan misinya. Pada titik ini kita bisa memutuskan untuk membaca lebihlanjut atau kita hanya akan menggunakannya untuk referensi.Daftar Isi:Sebenarnya bagian ini adalah kerangka buku. Penulis menggunakan masing-masingtopik bab sebagai gantungan untuk menjelaskan keseluruhan pemikirannya tentangtopik tertentu. Ada berapa bagian? Berapa bab? Bacalah Daftar Isi dengan telitiuntuk melihat apakah topik-topiknya sesuai dengan apa yang kita cari.Indeks:Teliti indeks di bagian belakang buku. Lihat apakah ada kata-kata kunci yangmenarik bagi anda.Kita harus memeriksa semua hal tersebut sebelum membaca bukunya. Inilah yangdisebut dengan proses scanning, yaitu kita melihat secara selintas keseluruhanisi dari buku yang akan kita baca. Begitu mulai membaca, kita bisa bebasmelompati materi yang sudah kita ketahui atau materi yang tidak kita minati.Pada bagian tertentu kita bisa mendalami karena ada topik atau informasi yangharus kita cermati dan kita cerna lebih dalam. Proses ini disebut dengan prosesskimming.Berikut adalah hal-hal yang perlu untuk membaca dengan efektif:1. Setelah melakukan proses scanning, kita dapat membuat peta pikiran (mindcharting) buku tersebut.Tidak usah terlalu detil, tetapi cukup informatif untuk menjelaskan isi bukudalam satu halaman kertas. Kalau perlu kita lakukan rekonstruksi terhadap daftarisi digabung dengan informasi lain dari biografi, kata pengantar, pendahuluandan sinopsis di sampul buku tersebut.2. Siapkan stabilo atau alat tulis untuk menandai informasi atau apa saja yangingin kita ingat.3. Pahami jalan pikiran penulis.Semakin cepat kita mengetahui topik, tujuan, pokok masalah materi yang kitabaca, semakin baik pemahaman dan ingatan kita akan hal itu.4. Hindari baca kata per kata dan kalimat per kalimat.Coba tangkap sekelompok kata dengan mata anda setiap kalimenggerakkannya.Apalagi untuk buku berbahasa asing, kita tidak perlumenterjemahkannnya kata demi kata, karena akan menghambat proses penyerapaninformasi dalam otak anda.Bandingkan anda membaca dengan bersuara dan membaca dalam hati. Kecepatannyaakan berbeda jauh.Biasanya saya berkonsentrasi pada kalimat pertama dan kalimat terakhir darisebuah paragraf, atau mata saya melihat seluruh badan paragraf dan menangkappesan intinya.5. Buatlah ringkasan sambil membaca.Jika tak ada ringkasan bab, buatlah sendiri setiap selesai membaca satu bab.6. Bandingkan dengan tulisan lain bertopik sama yang pernah anda baca.Ingat teknik kontemplasi. Cobalah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dan kaitansatu sama lain seperti anda mencari sesuatu dengan senter.7. Untuk mempermudah kita menggunakan buku tersebut sebagai referensi, kita bisamencatat isi buku tersebut dalam sebuah buku catatan atau kertas khsusu yangdapat kita simpan dan kita lihat kembali setiap saat.Demikianlah prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang perlu kita ketahui untukmeningkatkan efisiensi membaca. Namun sekali lagi, sama seperti ketrampilan yanglain, membaca memerlukan jam terbang. Kita perlu berlatih, berlatih dan berlatihsehingga kecepatan dan efisiensi membaca kita meningkat dari waktu ke waktu.Selamat membaca dan meningkatkan aset pribadi anda yang paling penting, dirianda sendiri.